Bangga Jadi Mama Rumah Tangga

Iya, saya ini lulusan sarjana.
Iya, saya ini penggangguran.
Kalo MRT (Mama Rumah Tangga) bisa dijadikan occupation, saya baru bukan penggangguran.

Beberapa kawan lama bilang 'ah, sayang sekali tidak berkarir lagi ya'.
Udah sering denger omongan begituan.

Dari yang minder dengan status MRT, mulai adaptasi, kini menikmati, dan sekarang mulai bangga dengan status ini.
Benar, saya bangga menjadi MRT.
Tidak bermaksud mengerdilkan atau memandang salah bahwa menjadi Mama Bekerja/Berkarir (MB), tapi memang setiap status tersebut memiliki kelebihan masing-masing.
Kekurangannya gimana?
Menurut saya, sangat tidak bijak untuk menyebut segala ketidakmampuan masing-masing status tersebut (antara MRT dan MB) dalam beberapa hal, mengingat setiap keputusan yang diambil oleh orang tua, saya yakin 100% demi kebaikan anak.

Well, back to the main topic. Pagi ini salah satu kebanggaan saya sebagai MRT muncul lagi.
Pagi tadi saya masak air, sambil menunggu panas, saya sholat shubuh dulu.
Tadi malam, suami request mie goreng (bukan mie instant, tapi mie telur) untuk bekal ke kantor.
Jadilah seusai sholat subuh saya masak mie goreng buat bekal suami plus telor ceplok, nambah bikin nasi goreng buat sarapan anak, roti bakar buat cemilan dan 3 jenis susu buat saya, suami, dan anak yang memang berbeda-beda. Oia, nambah lemon tea hangat yang nggak tau kenapa, saya lagi suka banget.
Menu yang sederhana dan mudah sekali buat dibuat ya.
Tapi saya merasa butuh komitmen dan kerja keras lho buat mengadakan rutinitas seperti itu tiap pagi.

Pukul setengah 7 pagi, suami kelar mandi, saya dan anak leha-leha nonton kartun anak pagi. Sambil chit chat ini itu dan hahahihi dengerin anak ngoceh-ngoceh.
Pukul 7 pagi, suami berangkat ke kantor, saya suapin anak makan, terus mandiin dia. Habis mandi dia nonton tv sambil saya nyapu dan ngepel.
Sekarang kita berdua leha-leha nonton tv sambil nunggu tukang sayur lewat.
Rasanya, seneeeeeeeng banget.
Merasa mampu mengurus anak dan suami plus rumah dengan tepat, merasa mampu menjadi 'rumah' bagi suami dan anak, dan mampu membuat hari-hari anak dan suami berjalan baik dan mereka bahagia & semangat menjalani rutinitas mereka.
Rasanya luar biasa banget.
Lebay ya saya ini.
Tapi memang iya lho, sederhana tapi bahagia sekali rasanya.
Rasanya hidup itu sesempurna cerita-cerita mengenai gambaran ibu rumah tangga di buku paket bahasa indonesia SD & SMP yang nggak tau kenapa rasanya lengket banget mendoktrin bahwa ibu & keluarga bahagia indonesia itu ya kalo ibunya dirumah dan mampu dengan sempurna mengurus rumah tangga.
Kini saya tahu alasannya, sosok ibu rumah tangga sempurna a la cerita buku paket bahasa indonesia itu memang dipilih sebagai gambaran yang indah, karena memang menjadi sosok seperti itu tidaklah mudah. Butuh komitmen tinggi. Dan setelah menjalaninya, memang saya berasa jadi Ibu Rumah Tangga Indonesia banget (huhuhu..).

Bagi para MRT yang lagi suntuk atas status ini, mari kita belajar nikmati status kita ini. Pencapaian menjadi MRT emang gak terlihat se-stunning occupation yang lain, terlihat sederhana, tapi efeknya luar biasa banget untuk kita sendiri dan sekeluarga, bikin happy sekeluarga.
Ini bener lho ya... Saya udah buktiin sendiri.
Mau coba?
Coba deh

Coba deh mama challange diri sendiri untuk 'kemakmuran' keluarga, misal nih, challange bikin cemilan sore selama sepekan. Di penghujung pekan, coba mama review hasilnya (apapun itu hasilnya), saya yakin hasil review tersebut pasti akan mendorong mama untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan sendirinya. Entah itu dengan menjadi lebih rajin, lebih teliti, lebih tepat waktu, dan yang lainnya.
Proses tersebut akan mendatangkan kebahagiaan secara batiniah untuk mama, karena merasa menjadi 'orang yang lebih baik' dan 'merasa lebih bermutu' untuk keluarganya.
Dari sini kuncinya, begitu si mama happy, sekeluarga bakal ketularan happy deh, kalo udah happy kan semua jadi betah dirumah. Yakiiiiin deh... Karena mood itu menular lho..
Bayangin kalo si mama sering suntuk dan uring-uringan. Anak dan suami juga jadi sering manyun dan jadi gak betah dirumah juga kan.
Jadi sumber masalah juga.

So, para mama, bangga lah jadi Mama Rumah Tangga. Misi kita berat, membawa keluarga kita menjadi keluarga yang sukses bahagia. Suksesnya anak dan suami itu berangkat dari rumah, Ma. Mama-lah titik awalnya. Silahkan dicoba Mama Challangenya. Mari jadi Mama bahagia. Mari Bangga Jadi Mama Rumah Tangga!

Lanjut masak yuk Moms....